Terobosan Sebagai Hasil Doa Dan Puasa

Kata Alkitab / 21 November 2005

Kalangan Sendiri

Terobosan Sebagai Hasil Doa Dan Puasa

Admin Spiritual Official Writer
13436

Bagi banyak orang, berpuasa terdengar seperti pekerjaan yang membosankan atau suatu bentuk pekerjaan religius yang sangat sulit. Sebenarnya, kombinasi dari berpuasa dan berdoa bukanlah suatu gaya atau suatu pendekatan baru dalam disiplin spiritual. Berpuasa dan berdoa merupakan suatu disiplin yang Alkitabiah yang baik bagi semua pemercaya pada segala usia sepanjang sejarah di seluruh dunia.

Alasan Kunci Untuk Berpuasa dan Berdoa

Saya menganjurkan semua pemercaya untuk berpuasa dan berdoa karena dua alasan yang sangat penting berikut ini.

1. Alkitab Mengajarkan Kita Untuk Berdoa dan Berpuasa
Alkitab menjelaskan dan memerintahkan kita untuk Alkitab juga memberikan contoh pada kita orang-orang yang berpuasa dan berdoa. Mereka menggunakan tipe puasa yang berbeda bagi alasan yang berbeda, dan semuanya memberikan hasil yang positif. Yesus berpuasa dan berdoa. Banyak di antara pahlawan iman, baik pria dan wanita, yang berpuasa dan berdoa.

2. Berpuasa dan Berdoa Menempatkan Anda Dalam Posisi Terbaik Bagi Terobosan
Setiap orang memerlukan terobosan dalam hidup mereka. Terobosan tersebut dapat berupa terobosan dalam memahami suatu situasi, jawaban untuk suatu masalah, ide, wawasan, keuangan atau material maupun kesehatan. Bila Anda membutuhkan sesuatu, Anda membutuhkan terobosan dari Tuhan! Terobosan dapat terjadi di alam roh, pada emosi atau kebiasaan pribadi Anda. Hal itu dapat terjadi dalam bidang kehidupan yang sangat praktis, seperti suatu hubungan atau keuangan. Periode berpuasa dan berdoa memberikan dampak yang besar, banyak di antaranya yang menjadi terobosan.

Saya sudah pernah melihat hal ini terjadi dalam pelayanan saya. Saat saya berusia 42 tahun, saya pergi ke suatu kemah Sidang Jemaat Allah di Alexandria, Minnesota, untuk berbicara dalam suatu retreat wanita. Saya kemudian berpuasa dan berdoa untuk mencari kehendak Tuhan dalam hidup saya. Saya merasa seperti saya telah melakukan banyak hal baik. Tetapi, saya juga berpikir bahwa saya bisa saja melewatkan kehendak Tuhan yang terbaik bagi saya. Saya ingin mendengar dari Tuhan dan mendapatkan pewahyuan dari-Nya tentang hidup saya.

Pada hari di mana saya berdoa dan berpuasa itu, Tuhan berbicara pada saya lewat Yesaya 11:9: "...Sebab seluruh bumi penuh dengan pengenalan akan TUHAN...". Selama bertahun-tahun, Tuhan telah mengkonfirmasikan ayat tersebut beberapa kali, tetapi inilah panggilan awal saya untuk membawa pesan Tuhan ke seluruh dunia, dan semua itu sebagai hasil dari satu hari doa puasa.

Terobosan yang mungkin Anda butuhkan dalam hidup Anda adalah tuntunan Tuhan - tidak hanya bagi hari ini dan esok, tetapi bagi bidang kehidupan Anda yang lebih luas. Apabila Anda ingin mengenal tujuan Tuhan bagi kehidupan Anda, saya sangat menyarankan agar Anda mencari Tuhan melalui doa dan puasa.

Prinsip Dasar Puasa Alkitabiah
Terdapat dua prinsip dasar di Alkitab yang berhubungan dengan berpuasa dan berdoa. Pertama, puasa Alkitabiah adalah tanpa makanan. Kata benda puasa atau berpuasa diterjemahkan dari kata "tsom" dari bahasa Ibrani dan "nesteia" dari bahasa Yunani. Hal itu berarti pantang makanan secara sukarela. Terjemahan literal bahasa Ibrani unutk kata tersebut adalah "untuk tidak makan". Terjemahan literal dari bahasa Yunani berarti "tidak ada makanan". Kedua, puasa Alkitabiah terhubung dengan masa berdoa yang serius. Semakin serius kita melakukan puasa dan doa, semakin serius hasil yang akan kita alami.

Tujuan pertama dan paling utama dari puasa Alkitabiah adalah untuk memperoleh terobosan dalam hal tertentu yang didoakan seseorang kepada Tuhan. Puasa spiritual menyertakan hati kita dan bagaimana kita berhubungan serta percaya pada Tuhan. Kita juga bisa melihat dan menerima kekuatan dari Tuhan untuk mengikuti apa yang Ia inginkan bagi.

Yesus berkata, "...roh memang penurut, tetapi daging lemah."" Matius 26:41). Berpuasa berarti membawa daging ke dalam penyerahan pada Tuhan, supaya Ia menguatkan dan memampukan kita menjadi tuan atas diri sendiri. Godaan daging sering berkaitan dengan makanan. Berpantang makanan seringkali merupakan jalan Tuhan supaya agar kita dapat mengatasi segala hal yang berhubungan dengan daging, menundukkan daging dan memberi penekanan pada hal-hal spiritual. Janji Tuhan adalah untuk menolong kita saat kita mengatasi daging dan meletakkan semua godaan badaniah dalam penundukkan.

Berpantangan Makan Untuk Mengatasi Keinginan Daging
Makanan merupakan godaan yang digunakan iblis untuk membuat Hawa dan Adam berdosa di Taman Eden. Dalam Kejadian 2, Tuhan berkata pada Adam dan Hawa bahwa mereka bebas memakan setiap pohon di taman Eden, "tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kejadian 2:17).

Tuhan telah memberikan otoritas pada Adam dan Hawa atas segala hal yang Ia ciptakan - segala burung, ikan, binatang buas, atau atas "... segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu." (Kejadian 1:29). Tuhan tidak mencegah Adam dan Hawa untuk berinteraksi dengan segala ciptaan-Nya, kecuali untuk satu pohon dan buahnya itu, ‘pohon pengetahuan tentang yang jahat dan yang baik."

Mengapa Tuhan memisahkan satu pohon dan buahnya ini? Tuhan meminta mereka untuk pantang dari memakan buahnya, karena Ia tidak ingin ciptaan-Nya yang tercinta memiliki pengetahuan akan yang jahat. Ia telah memberikan mereka pengetahuan yang lengkap tentang segala hal yang Ia sebut ‘baik'. Ia ingin melindungi mereka dari kedukaan karena pengetahuan akan yang jahat.

Namun, Tuhan juga memberikan kehendak bebas bagi Adam dan Hawa serta kemampuan untuk membuat pilihan dan keputusan. Kehendak bebas tidak benar-benar bebas bila seseorang tidak memiliki pilihan. Adam dan Hawa harus membuat pilihan berkaitan dengan pohon tersebut.

Tuhan memanggil kita hanya mengejar hal-hal yang baik. Paul menulis bagi orang Filipi: ... semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. (Filipi 4:8). Tuhan hanya menginginkan yang baik bagi anak-anak-Nya. Ia menyatakan hal ini dalam firman-Nya, "Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Roma 12:21)

Begitu banyak masalah yang kita hadapi di dunia saat ini adalah hasil dari kesalahan pilihan dari pria dan wanita. Mereka dengan secara sadar atau tidak memilih apa yang buruk. Dan hasilnya adalah sama seperti Adam dan Hawa: kematian dan segala jenis dosa yang membawa pada kematian (lihat Roma 6:23).

Berikut ini adalah dua hasil dari pilihan yang salah yang dibuat Adam dan Hawa mengenai pohon dan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat.

1. Perhatian yang Teralihkan
Pertama, Hawa mendengarkan apa yang dikatakan iblis kepadanya mengenai buah itu. Iblis mengalihkan perhatiannya dari apa pun yang sedang dikerjakan Hawa. Alkitab mengatakan bahwa iblis mendatanginya dalam bentuk ular yang indah dan berkata padanya, "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"" (Kejadian 3:1). Dalam banyak hal, iblis menggunakan taktik yang sama saat ini. Ia mengalihkan perhatian kita ke hal yang jahat bagi Anda, dengan cara membuat Anda merasa rugi bila tidak memakan, meminum atau ikut serta dalam hal-hal tertentu.

Jangan pernah lupa bahwa terdapat unsur yang baik pada buah "pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat". Iblis berkata pada Hawa secara spesifik bahwa "...buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati..." (Kejadian 3:6). Hawa membuat pemahaman yang salah, yaitu bahwa apa pun yang terlihat baik juga baik sebagai makanan. Dalam hal ini, iblis sangat salah!

Bagaimana dengan kita? Terdapat elemen yang baik dan hal-hal mungkin buruk dalam makanan. Kita dapat masuk dalam kebohongan bahwa apa yang terlihat indah juga pasti bernutrisi dan baik bagi kesehatan.

Berpuasa memanggil kita untuk beralih dari makanan dan mengalihkan kembali perhatian kita pada apa yang diperintahkan Tuhan. Berpuasa memanggil kita untuk berpantang dari semua hal yang tidak baik bagi kita, dalam banyak hal, semua makanan pada masa tertentu. Kita harus menjawab iblis, "Tuhan memanggil saya untuk berpuasa dan memberikan perhatian penuh pada-Nya serta perintah-Nya. Tuhan telah berkata untuk mengatakan tidak padamu, iblis!"

2. Cobaan Mengacu Pada Keuntungan yang Salah
Hawa mendengarkan apa yang dikatakan iblis tentang keuntungan memakan apa yang dilarang Tuhan. Iblis selalu menandai keuntungan "akan" dan "jangka pendek" dari dosa. Banyak hal yang sangat tidak baik bagi kita terasa baik atau membawa kepuasan.

Iblis berkata pada Hawa bahwa buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat akan membuatnya lebih bijak, seolah-olah dia adalah seorang tuhan, mengetahui yang baik dan yang jahat. Dalam waktu singkat, iblis benar. Ia benar-benar mengetahui dengan pengalamannya sendiri sebagai manusia bahwa iblis itu ada. Namun, iblis gagal menjelaskan kejatuhan apa pun dari ketidaktaatannya, yaitu bahwa ia dapat mati. Iblis hanya menunjukkan keuntungan jangka pendek, tidak pernah kerusakan jangka panjang.

Saat kita berpuasa, kita akan mewaspadai apa yang baik dan yang jahat. Kita meningkatkan kewaspadaan kita terhadap kebaikan dan perintah Tuhan, tetapi juga terhadap iblis yang ada di sekitar kita.

Seorang pria pernah berkata seperti ini kepada saya tentang berpuasa, "Sepertinya setiap kali saya berpuasa, seluruh dunia terlihat lebih hitam putih, paling tidak pada masa tertentu. Saya melihat baik dan salah lebih jelas. Saya melihat baik dan jahat, berkat dan kutuk, konsekuensi menguntungkan atau merugikan, apa yang rohani dan apa yang tidak. Saya lebih dapat melihat apa yang berbatasan dengan perintah Tuhan dan apa yang masuk dalam kategori ‘perintah manusia'."

Mereka yang berpuasa seringkali mengalami ketajaman yang lebih akan yang jahat dan yang baik. Sebenarnya, hal itu adalah hasil dari berpuasa. Tuhan ingin memberikan pada kita kesempatan untuk berpuasa dan melihat kembali hidup kita serta dunia di sekitar kita dan untuk melihat apa yang baik dan apa yang jahat.

Sumber : Sumber: CBN
Halaman :
1

Ikuti Kami